Washington, D.C. — Raksasa pertahanan Amerika Serikat, Northrop Grumman, dikabarkan telah resmi ditunjuk sebagai pemimpin proyek pengembangan jet siluman generasi terbaru, menandai babak baru dalam dominasi teknologi udara Negeri Paman Sam. Jet tempur ini dirancang sebagai tulang punggung Next Generation Air Dominance (NGAD) — sebuah program ambisius yang akan menggantikan armada F-22 Raptor dalam beberapa dekade ke depan.
Langkah ini mempertegas komitmen Pentagon untuk mempertahankan supremasi udara global di tengah pesatnya perkembangan teknologi militer dari Cina, Rusia, dan negara-negara lain yang berlomba menciptakan platform tempur canggih berbasis kecerdasan buatan dan desain stealth.
Jet Siluman Generasi Lanjut: Lebih dari Sekadar Tak Terlihat
Berbeda dengan pendahulunya, proyek NGAD tidak hanya berfokus pada kemampuan menghindari radar. Jet siluman generasi baru ini akan mengintegrasikan arsitektur sistem terbuka, kemampuan komputasi taktis real-time, hingga kecerdasan buatan otonom yang memungkinkan pilot dibantu atau bahkan digantikan oleh kecerdasan buatan dalam kondisi tertentu.
Beberapa fitur utama yang dikembangkan untuk jet ini meliputi:
- Desain siluman adaptif, yang mampu menyesuaikan penampang radar terhadap kondisi pertempuran.
- Mitra loyal wingman: Jet ini akan bekerja dalam formasi dengan drone tempur otonom.
- Fusi sensor canggih, memungkinkan kesadaran situasional 360 derajat berbasis jaringan.
- Sistem senjata modular, termasuk rudal hipersonik dan senjata energi terarah (directed energy weapons).
Northrop Grumman disebut akan memanfaatkan pengalaman dari pengembangan B-2 Spirit dan program B-21 Raider, yang juga berfokus pada penggabungan teknologi stealth dengan sistem senjata canggih.
Dinamika Industri: Mengalahkan Lockheed dan Boeing?
Penunjukan Northrop Grumman sebagai kontraktor utama NGAD mengejutkan sebagian pengamat industri pertahanan. Selama ini, Lockheed Martin dengan F-22 dan F-35, serta Boeing dengan konsep loyal wingman-nya, dianggap kandidat terkuat. Namun, laporan dari Pentagon menyebutkan bahwa proposal Northrop menawarkan modularitas, kerahasiaan, dan kelincahan produksi yang lebih unggul.
Menurut sumber internal Departemen Pertahanan AS, proyek ini akan difokuskan pada pengembangan pesawat berawak dan tak berawak secara paralel, dengan pengiriman operasional pertama ditargetkan pada awal 2030-an.
Ancaman Global dan Urgensi Pengembangan
Dalam beberapa tahun terakhir, kemunculan jet tempur generasi kelima dan keenam dari Rusia (Su-57) dan Cina (J-20 dan program J-31) menjadi perhatian serius Pentagon. Jet-jet tersebut mulai dipersenjatai dengan rudal beyond-visual-range (BVR), radar AESA generasi lanjut, dan jaringan komunikasi yang terdesentralisasi.
Jet baru dari Northrop Grumman ini diharapkan tidak hanya mengungguli kemampuan manuver dan siluman jet musuh, tetapi juga mampu mengontrol lanskap udara dan elektromagnetik dalam satu ekosistem pertempuran digital.
Analis pertahanan dari RAND Corporation menyebut proyek NGAD sebagai “pengubah permainan yang akan menentukan siapa yang mendominasi langit dalam 50 tahun ke depan.”
Masa Depan Pertempuran Udara: Kolaborasi Manusia dan Mesin
Yang menarik dari program ini adalah bagaimana jet siluman baru akan menjadi pusat komando taktis dalam sebuah jaringan drone, senjata siber, dan sistem peperangan elektronik. Jet tersebut tidak lagi sekadar mesin tempur, melainkan platform pertempuran multi-domain yang dapat mengoordinasikan serangan dari udara, darat, luar angkasa, bahkan dunia maya.
“Dengan NGAD, pilot bukan hanya bertempur di kokpit, tapi mengatur simfoni peperangan lintas domain,” ujar Marillyn Hewson, mantan CEO Lockheed Martin yang kini menjadi penasihat di dewan pertahanan sipil AS.