Di dunia yang semakin mengandalkan robotika dan sistem otonom, sebuah langkah kecil tapi revolusioner terjadi di kedalaman laut: Amerika Serikat berhasil menguji coba Yellow Moray, sebuah Unmanned Underwater Vehicle (UUV) yang bisa diluncurkan dan — yang lebih menonjol — dikembalikan ke kapal selam melalui tabung torpedo standar. Kemampuan ini mengubah cara kapal selam berpikir tentang misi pengintaian, pengumpulan intelijen, dan operasi bawah permukaan yang berisiko.
Secara singkat, Yellow Moray merupakan varian dari keluarga REMUS (REMUS 600) yang diadaptasi untuk kebutuhan Angkatan Laut AS. Ukurannya relatif sedang: panjang sekitar 3,25 meter, diameter sekitar 32 cm, dan bobot berkisar 240 kg — cukup kecil untuk masuk ke dalam selubung tabung torpedo, namun cukup besar untuk membawa sensor, baterai, dan sistem otonom yang mumpuni. Ia mampu beroperasi di kedalaman hingga beberapa ratus meter dan menempuh jarak yang signifikan pada kecepatan jelajah beberapa knot.
Uji coba paling dikenal dilakukan oleh kapal selam USS Delaware (SSN‑791) saat berpangkalan di wilayah operasi Eropa — termasuk perairan Norwegia — di mana kapal itu berhasil meluncurkan dan mengambil kembali Yellow Moray melalui tabung torpedonya dalam beberapa sortis yang berlangsung hingga sekitar 10 jam. Keberhasilan ini bukan sekadar soal satu drone: ia membuktikan konsep operasi “torpedo‑tube launch and recovery” (TTL&R) yang selama ini menjadi target pengembangan karena menjanjikan fleksibilitas taktis tanpa perlu memodifikasi struktur kapal selam secara besar‑besaran. New Atlas+1
Dari sisi teknologi, keberhasilan ini melibatkan beberapa elemen kunci: adaptasi desain UUV agar kompatibel dengan sistem penanganan senjata kapal selam (termasuk SAFECAP/“cradle” untuk integrasi AUR — All‑Up Round), kemampuan otonomi untuk menavigasi keluar dan kembali ke area sekitar kapal, serta sistem docking yang memungkinkan masuk ke tabung tanpa bantuan penyelam. Perusahaan seperti Huntington Ingalls Industries (HII) dan tim riset seperti WHOI dilaporkan terlibat dalam validasi dan pengembangan solusi ini. HII+1
Apa arti semua ini di medan tempur modern? Dengan UUV yang bisa diluncurkan dari kapal selam tanpa harus naik ke permukaan atau menggunakan perahu penolong, kapal selam mendapatkan “mata dan telinga” tambahan yang bisa disebar jauh dari posisi induk. Itu berarti pengintaian di perairan dangkal, pemetaan rute bawah laut, deteksi ranjau, hingga pengumpulan sinyal dan gambar di pelabuhan lawan bisa dilakukan dengan risiko lebih kecil bagi awak kapal. Kemampuan untuk mengambil kembali drone juga menambah nilai ekonomis dan operasional — drone bisa dipakai ulang, diperbarui, dan membawa pulang data. Naval News+1
Namun, kemampuan baru ini juga mengubah peta taktik dan geopolitik. Lawan potensial harus mempertimbangkan ancaman baru dari bawah permukaan yang bersifat sunyi dan sulit dideteksi. Di sisi lain, perkembangan ini memicu perlombaan kapabilitas UUV lain — dari ukuran mikro hingga MUUV yang lebih besar — serta usaha defensif seperti peningkatan kemampuan deteksi dan anti‑UUV. Selain itu, integrasi UUV ke dalam konsep operasi hanya efektif bila ada jaringan komando‑kontrol yang aman untuk mengelola data otonom dan misi yang terdistribusi.