Pameran pertahanan internasional Indo Defence 2024 Expo & Forum, yang digelar pada akhir tahun lalu di Jakarta, menjadi panggung penting bagi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk menegaskan langkah strategisnya dalam industri pertahanan nasional. Bukan hanya memamerkan produk, PT DI juga mengumumkan kolaborasi besar dengan mitra global dan lokal dalam pengembangan sistem roket dan senjata terintegrasi — sebuah langkah ambisius yang mengukuhkan posisi Indonesia di tengah peta industri pertahanan Asia Tenggara.
Kolaborasi Strategis, Bukan Sekadar Transfer Teknologi
Di tengah sorotan pengunjung dan delegasi asing, PT DI menandatangani sejumlah nota kesepahaman dengan perusahaan pertahanan dari Turki, Prancis, dan Korea Selatan, serta beberapa entitas nasional seperti PT Pindad dan PT Len Industri. Kerja sama ini mencakup bidang pengembangan peluncur roket modular, sistem kontrol penembakan, hingga integrasi senjata ke platform udara dan darat buatan dalam negeri.
Direktur Utama PT DI, Gita Amperiawan, menjelaskan bahwa pendekatan kolaboratif ini bukan sebatas membeli teknologi, melainkan mendorong co-development yang berkelanjutan.
“Kami tidak ingin jadi sekadar pengguna. Tujuan kami adalah menjadi mitra setara dalam pengembangan teknologi strategis. Dengan ekosistem nasional yang semakin kuat, saatnya Indonesia menjadi pemain aktif, bukan penonton,” ujar Gita dalam konferensi pers di area pameran.
Sistem Senjata Terintegrasi untuk Platform Multirole
Salah satu highlight dari pengumuman ini adalah rencana PT DI mengembangkan sistem senjata modular yang dapat dipasang pada berbagai platform: dari helikopter serbu, drone tempur, hingga kendaraan tempur ringan. Teknologi ini memungkinkan satu sistem senjata untuk disesuaikan dengan berbagai kebutuhan misi — baik pengintaian, serangan darat, hingga pertahanan udara jarak pendek.
Sistem ini akan dirancang agar kompatibel dengan produk unggulan PT DI seperti helikopter CN-235 Gunship, serta pesawat NC-212i varian militer yang sedang ditingkatkan kemampuannya.
Roket dan Munisi Buatan Lokal, Dibangun dengan Mitra Global
PT DI juga menggandeng perusahaan teknologi militer asal Turki dan Eropa Timur untuk mendukung pengembangan roket kaliber ringan hingga menengah dengan jangkauan dan presisi yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI. Proyek ini melibatkan transfer pengetahuan dan peningkatan kapasitas manufaktur dalam negeri agar Indonesia bisa memproduksi roket dan munisi secara mandiri dalam beberapa tahun ke depan.
Menariknya, beberapa komponen kunci seperti sistem navigasi, gyro, dan guidance juga mulai diproduksi secara lokal oleh startup teknologi pertahanan yang dibina oleh PT Len dan BRIN.
Sinergi BUMNIS: Masa Depan Industri Pertahanan Nasional
Penting dicatat bahwa proyek-proyek ini menjadi bagian dari strategi besar Defend ID, konsorsium industri pertahanan nasional yang dibentuk pemerintah. Dalam kerangka BUMNIS (Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis), sinergi antara PT DI, Pindad, Dahana, Len, dan PAL Indonesia menjadi kunci percepatan kemandirian alutsista.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dalam pidato pembukaan Indo Defence 2024 menegaskan bahwa era ketergantungan total pada impor harus diakhiri.
“Indonesia tidak kekurangan talenta. Yang kita butuhkan adalah keberanian, strategi, dan kemauan politik untuk berdiri di atas kaki sendiri. PT DI telah menunjukkan arah ke sana,” tegas Prabowo.
Antusiasme dan Harapan dari Lini Depan
Sejumlah pejabat TNI dan pengamat militer yang hadir menyambut positif langkah PT DI. Menurut mereka, integrasi senjata buatan dalam negeri ke berbagai platform akan mempermudah logistik dan meningkatkan kecepatan respons di lapangan.
“Kami butuh solusi cepat, andal, dan mudah dirawat. Kalau bisa diproduksi di dalam negeri, itu ideal. Dan kalau bisa disesuaikan dengan kebutuhan kami, itu luar biasa,” kata seorang perwira TNI AU yang enggan disebutkan namanya.