Selama bertahun‑tahun, Indian Air Force (IAF) menghadapi kesenjangan kapasitas dalam hal pesawat tangki udara (air‑to‑air refuelling) yang memungkinkan pesawat tempurnya terbang lebih lama, menjangkau lebih jauh, dan menambah fleksibilitas operasi.
IAF saat ini mengoperasikan pesawat tangki generasi lama seperti Ilyushin Il‑78MKI yang pengadaannya telah lama, dan mengganti atau menambah armada baru menjadi kebutuhan mendesak.
Dalam konteks ini, pada 6 April 2022 HAL dan IAI menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengubah pesawat sipil bekas—yaitu jenis Boeing 767—menjadi platform “Multi Mission Tanker Transport” (MMTT).
Secara khusus, MoU tersebut menyebutkan bahwa konversi akan mencakup:
- Mengubah pesawat penumpang sipil bekas menjadi pesawat tangki udara (air refuelling) sekaligus angkut kargo dan transportasi.
- Juga mencakup opsi konversi dari pesawat penumpang ke freighter (angkut kargo) sebagai bagian dari skema diversifikasi bisnis HAL.
Skema dan Nilai Program
Beberapa poin penting dari program ini:
- Pesawat yang dipilih: model Boeing 767 bekas, yang akan diubah oleh IAI bersama HAL di India. Default+1
- Nilai kontrak yang sedang dibicarakan: sekitar ₹8.000 crore (sekitar beberapa ratus juta USD) untuk enam unit tanker udara hasil konversi. India Today+1
- Salah satu syarat penting: vendor harus memenuhi konten lokal (“Make in India”) sekitar 30% untuk memenuhi persyaratan pengadaan dan industri domestik. IAI sebagai calon tunggal telah menyetujui skema tersebut. India Today+1
Mengapa Konversi Pesawat Bekas?
Ada beberapa alasan mengapa pemerintah memilih jalur konversi:
- Efisiensi biaya: Memanfaatkan pesawat bekas yang sudah relatif murah membeli, kemudian dikonversi untuk kebutuhan militer, dibanding memesan pesawat baru dari nol.
- Waktu implementasi: karena pesawat sudah ada, konversi memungkinkan pengadaan lebih cepat daripada menunggu pesawat baru dikembangkan dari awal.
- Dukungan industri domestik: dengan keterlibatan HAL dan ekosistem industri India, program ini mendukung kebijakan “Atmanirbhar Bharat” (Mandiri India).
- Fleksibilitas misi: platform MMTT memungkinkan tidak hanya tangki udara, tapi juga transportasi/pengangkutan kargo atau personel, menjadikannya multipurpose. Wikipedia+1
Potensi Tantangan
Tentu saja, ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi:
- Sumber pesawat bekas: memilih pesawat yang layak untuk konversi, dengan kondisi struktural, mesin, dan sistem yang masih memadai. Defence Watch
- Teknologi tangki udara: sistem refuelling (boom dan/atau probe‑drogue) harus kompatibel dengan armada IAF, serta integrasi avionik dan sistem militer.
- Persyaratan industri lokal: memenuhi 30% konten lokal bukan sekadar angka, melainkan melibatkan pemasok, manufaktur komponen, dan rantai suplai yang harus bergerak.
- Pengoperasian dan pemeliharaan: konversi memberi tantangan dalam hal logistik, pelatihan, suku cadang, dan umur pesawat yang lebih tua.
- Waktu dan implementasi: meskipun konversi mempercepat dibanding pesawat baru, tetap butuh beberapa tahun untuk tender, pembelian, modifikasi, sertifikasi, dan operasional penuh. Defence Watch
Implikasi Strategis
Bagi India, kesepakatan ini mengandung beberapa makna strategis:
- Meningkatkan kapasitas jelajah dan endurance pesawat tempur/berbagai jenis pesawat dengan adanya kemampuan tangki udara yang lebih banyak dan modern.
- Meningkatkan fleksibilitas operasional di kawasan Indo‑Pasifik, mendukung respon jarak jauh, dukungan multifungsi (transportasi, medevac, logistik) bukan sekadar tangki udara.
- Mendorong industri pertahanan domestik melalui alih teknologi, manufaktur lokal, dan “Make in India”.
- Memperkuat kerjasama India‑Israel di bidang pertahanan yang terus berkembang, menunjukkan bahwa India melihat Israel sebagai mitra strategis dalam teknologi tinggi.