Kepentingan Mesir dalam memperkuat kemampuan udara militernya kembali menjadi sorotan dunia dengan ketertarikannya terhadap jet tempur stealth terbaru dari China, Shenyang J-35A. Menurut sumber intelijen dan laporan perkembangan militer terkini, Kepala Staf Angkatan Udara Mesir (KSAU) menunjukkan minat yang kuat terhadap pesawat tempur generasi kelima ini, yang dinilai berpotensi menjadi pesaing seimbang bagi F-35I Adir milik Israel.
Shenyang J-35A: Jet Tempur Stealth dari Negeri Tirai Bambu
Shenyang J-35A adalah salah satu pesawat tempur stealth terbaru yang dikembangkan oleh China dengan fokus pada kemampuan tempur jarak menengah hingga jauh. Jet ini dilengkapi dengan teknologi siluman yang mampu mengurangi deteksi radar musuh, serta avionik dan persenjataan canggih yang dirancang untuk operasi udara modern.
J-35A juga dikenal memiliki kemampuan manuver tinggi dan sistem sensor yang terus diperbarui, menjadikannya pesaing potensial di kawasan Asia dan Timur Tengah yang kian kompetitif.
Alasan Mesir Tertarik pada J-35A
Mesir, yang secara geografis dan strategis berada di wilayah dengan tantangan keamanan tinggi, berupaya meningkatkan kekuatan militernya dengan mendatangkan teknologi terbaru. Ketertarikan pada J-35A didasari oleh beberapa alasan:
- Alternatif Strategis: Dengan pembatasan akses terhadap beberapa teknologi Barat, Mesir mencari opsi lain yang sebanding dan dapat memenuhi kebutuhan militernya.
- Harga dan Kesepakatan Politik: Jet buatan China ini dianggap menawarkan harga yang kompetitif dan peluang kerjasama militer yang lebih fleksibel dibandingkan dengan pesawat barat.
- Keseimbangan Regional: Memiliki jet tempur sekelas F-35I Adir Israel menjadi salah satu prioritas untuk menjaga keseimbangan kekuatan udara di kawasan Timur Tengah.
F-35I Adir: Standar Jet Tempur Modern di Timur Tengah
Israel menjadi negara pertama di Timur Tengah yang mengoperasikan F-35I Adir, versi kustomisasi dari jet tempur stealth generasi kelima F-35. Pesawat ini memiliki keunggulan dalam hal stealth, avionik, dan persenjataan yang sangat mutakhir, menjadikannya kekuatan dominan di udara.
Mesir tentu ingin menyaingi kemampuan ini agar tidak tertinggal dalam persaingan militer regional, terutama dalam menjaga keamanan wilayah dan menghadapi potensi ancaman.
Implikasi Regional dan Masa Depan Pertahanan Mesir
Jika Mesir benar-benar memutuskan untuk mengakuisisi Shenyang J-35A, hal ini dapat memicu dinamika baru dalam persaingan udara di Timur Tengah. Keputusan ini juga akan mendorong negara-negara di kawasan untuk memperkuat alutsista mereka, menciptakan persaingan teknologi yang ketat.
Selain itu, kolaborasi militer Mesir dengan China juga berpotensi membuka akses teknologi dan pelatihan yang lebih dalam, sehingga kemampuan tempur angkatan udaranya semakin meningkat.
