Moskow — Kendaraan tempur lapis baja amfibi BT-3F buatan Rusia resmi memasuki tahap state trials atau uji negara pada pertengahan tahun ini. Uji kelayakan tersebut merupakan langkah penting sebelum kendaraan ini dapat diakuisisi secara resmi oleh Angkatan Bersenjata Federasi Rusia untuk memperkuat kapabilitas tempur unit infanteri laut dan pasukan lintas medan ekstrem.
BT-3F merupakan hasil pengembangan dari ranpur BMP-3 yang telah lama menjadi andalan militer Rusia dan sejumlah negara sekutu. Dibuat oleh perusahaan pertahanan Kurganmashzavod, BT-3F dirancang sebagai kendaraan angkut personel tempur (APC) dengan kemampuan amfibi penuh dan teknologi proteksi terbaru untuk medan modern.
Fokus pada Operasi Amfibi dan Ekspedisi
Kehadiran BT-3F tidak hanya menambah kekuatan dalam peperangan darat, tapi juga menjadi jawaban atas kebutuhan Rusia dalam operasi lintas air dan pesisir. Desainnya memungkinkan kendaraan ini melaju di daratan dan perairan dengan efisiensi tinggi. Dilengkapi sistem propulsi air dan perlindungan lapis baja modular, BT-3F mampu melaksanakan operasi amfibi dari kapal pendarat langsung ke garis depan.
Kendaraan ini dapat mengangkut hingga 14 personel bersenjata lengkap, ditambah tiga awak utama. Dengan interior ergonomis dan sistem pendingin modern, BT-3F cocok untuk digunakan di lingkungan ekstrem, mulai dari Arktik hingga pesisir tropis.
Modernisasi Sistem Tempur
Salah satu keunggulan utama BT-3F adalah penggunaan sistem optik dan komunikasi modern yang terintegrasi dengan komando dan kontrol digital (C2). Meskipun tidak dilengkapi dengan kanon berat seperti BMP-3, kendaraan ini mengandalkan senapan mesin berat 12,7 mm yang dikendalikan dari dalam (RCWS), memungkinkan penembak tetap terlindungi dari luar.
Sistem proteksi kendaraan juga telah ditingkatkan, dengan lapisan tambahan dan perlindungan terhadap ranjau serta IED, menyesuaikan kebutuhan operasi kontemporer yang banyak melibatkan peperangan asimetris.
Potensi Akuisisi dan Prospek Ekspor
Jika BT-3F lolos uji negara, kendaraan ini akan diproduksi massal dan masuk dalam jajaran kekuatan Korps Marinir Rusia, serta berpotensi menggantikan armada lama dari BTR-80 yang dinilai sudah tidak memenuhi kebutuhan pertempuran modern.
Menariknya, BT-3F sejatinya lebih dulu dikenal sebagai produk ekspor. Negara seperti Indonesia telah menjadi pelanggan awal kendaraan ini untuk keperluan operasi marinir. Hal ini menjadikan BT-3F sebagai contoh keberhasilan reverse adoption—yakni ketika produk ekspor kemudian dipertimbangkan untuk digunakan oleh militer negara pembuatnya sendiri.
Kehadiran kendaraan ini juga menambah pilihan di pasar internasional, terutama bagi negara-negara yang memerlukan ranpur ringan dengan kemampuan amfibi tinggi tanpa mengorbankan perlindungan.