Dalam upaya memperkuat kemandirian pertahanan dan memperluas pengaruhnya di industri pertahanan global, Hanwha Aerospace, perusahaan pertahanan terkemuka Korea Selatan, telah memperkenalkan konsep jet tempur generasi keenam. Langkah ini menandai ambisi Korea Selatan untuk tidak hanya mengembangkan teknologi pertahanan canggih tetapi juga menjadi pemain utama di pasar ekspor senjata global.
Visi Masa Depan: Jet Tempur Generasi Keenam
Konsep jet tempur generasi keenam yang diperkenalkan oleh Hanwha Aerospace mencerminkan evolusi dari program KF-21 Boramae, jet tempur generasi 4.5 yang dikembangkan bersama oleh Korea Selatan dan Indonesia. Meskipun KF-21 telah menunjukkan kemajuan signifikan, Hanwha Aerospace berupaya melangkah lebih jauh dengan mengembangkan pesawat tempur yang mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan, kemampuan stealth yang ditingkatkan, dan interoperabilitas dengan sistem tak berawak.
Pengembangan Mesin Jet Canggih
Salah satu aspek krusial dalam pengembangan jet tempur generasi keenam adalah mesin jet yang mampu memberikan daya dorong tinggi dengan efisiensi bahan bakar yang optimal. Hanwha Aerospace, bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan, berencana untuk mengembangkan mesin jet canggih yang dapat bersaing dengan produsen mesin jet terkemuka dunia. Proyek ini diperkirakan akan memakan waktu lebih dari satu dekade dan investasi sebesar lebih dari 5 triliun won (sekitar $3,7 miliar).
Menurut Kwangmin Lee, kepala sistem aero di Hanwha Aerospace, pengembangan mesin jet domestik adalah langkah strategis untuk memastikan keamanan nasional jangka panjang dan manfaat ekonomi. Meskipun tantangan teknis dan finansial yang signifikan, Hanwha memiliki pengalaman dalam memproduksi mesin untuk kapal, rudal, dan helikopter, serta menjadi pemasok utama bagi perusahaan seperti General Electric, Pratt & Whitney, dan Rolls-Royce.
Kolaborasi dan Ekspansi Global
Untuk mendukung ambisi ini, Hanwha Aerospace berencana membangun pabrik mesin pesawat senilai $30 juta di Korea Selatan dan meningkatkan jumlah insinyur domestik menjadi 600. Selain itu, perusahaan ini berencana mendirikan pusat penelitian di Amerika Serikat dan Eropa serta mempertimbangkan kolaborasi dengan perusahaan lain untuk proyek mesin jetnya. Langkah ini mencerminkan strategi Hanwha untuk memperluas jejak globalnya dan memperkuat kapabilitas teknologi melalui kemitraan internasional.
Tantangan dan Prospek
Meskipun Hanwha Aerospace memiliki basis industri teknis yang kuat, pengembangan mesin jet canggih menghadapi tantangan besar, termasuk kebutuhan untuk mengembangkan material yang dapat menahan suhu pembakaran di atas 2.000 derajat Celsius. Selain itu, mencapai daya saing biaya tanpa skala ekonomi yang besar menjadi tantangan tersendiri.
Namun, dengan meningkatnya permintaan global akan pesawat tempur yang lebih terjangkau dan tidak terikat pada aliansi politik tertentu, Hanwha melihat peluang untuk menargetkan pasar di Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Eropa Timur. Dengan menawarkan alternatif bagi negara-negara yang tidak dapat membeli jet tempur dari AS karena alasan geopolitik atau keterbatasan anggaran, Hanwha berharap dapat memperluas pangsa pasarnya di industri pertahanan global.