SR Uncategorized Angkatan Udara AS Uji Coba Pelepasan B61‑12 dari F‑35A: Babak Baru Bom Nuklir Taktis dengan Kit Ekor Berpemandu

Angkatan Udara AS Uji Coba Pelepasan B61‑12 dari F‑35A: Babak Baru Bom Nuklir Taktis dengan Kit Ekor Berpemandu

Angkatan Udara AS Uji Coba Pelepasan B61‑12 dari F‑35A: Babak Baru Bom Nuklir Taktis dengan Kit Ekor Berpemandu post thumbnail image

Amerika Serikat kembali menunjukkan perkembangan signifikan dalam modernisasi arsenal nuklir taktisnya. Dalam sebuah uji coba yang dilakukan di fasilitas uji coba Nevada Test and Training Range, Angkatan Udara AS berhasil melepaskan bom latihan B61‑12 dari jet siluman F‑35A. Meski menggunakan perangkat inert atau tanpa hulu ledak, uji coba ini menandai langkah penting dalam memastikan kompatibilitas penuh antara pesawat generasi kelima dan varian terbaru dari keluarga bom nuklir B61.

Integrasi yang Dinanti, Kini Mulai Terwujud

Selama beberapa tahun terakhir, B61‑12 menjadi pusat modernisasi senjata nuklir AS. Varian ini bukan sekadar penyempurnaan dari model-model sebelumnya, tetapi dirancang ulang dengan kit ekor berpemandu presisi yang membuatnya jauh lebih akurat. Inilah pertama kalinya sebuah bom nuklir gravitasi klasik mendapat kemampuan kendali yang menyerupai munisi pintar.

F‑35A sendiri masuk dalam daftar pesawat yang direncanakan menjadi platform utama pembawa B61‑12. Dengan desain siluman, avionik generasi lanjut, dan kemampuan sensor fusion, jet ini dianggap ideal untuk skenario penyerangan presisi yang membutuhkan penetrasi ke wilayah dengan pertahanan udara padat.

Uji Coba yang Berjalan Mulus

Dalam uji tersebut, F‑35A terbang pada profil yang mensimulasikan misi serangan aktual. Setelah mendapatkan parameter yang sesuai, pilot melepaskan B61‑12 inert dari kompartemen internal. Sensor dan perangkat telemetri memantau setiap detik perjalanan bom selama meluncur menuju target yang telah ditentukan.

Hasil awal menunjukkan stabilitas bom, respons kit ekor, serta keakuratan lintasan sesuai dengan ekspektasi. Meski data menyeluruh masih dianalisis, Angkatan Udara AS menyebut uji coba ini sebagai “tonggak penting” dalam sertifikasi F‑35A sebagai pesawat dengan kemampuan serangan nuklir tingkat lanjut.

Ciri Khas B61‑12 yang Membuatnya Berbeda

Berbeda dari generasi sebelumnya, B61‑12 menggabungkan beberapa varian B61 lama ke dalam satu desain modular. Yang paling revolusioner adalah kit ekor berpemandu yang memberi kemampuan guided tail fin, membuat tingkat presisi meningkat drastis. Dengan kata lain, daya ledak yang sama dapat digunakan secara lebih efektif tanpa harus mengandalkan yield besar.

Selain itu, bom ini masih mempertahankan fleksibilitas tingkat ledakan (dial-a-yield), sehingga operator dapat memilih daya ledak sesuai kebutuhan misi—dari sangat rendah hingga tingkat strategis.

Implikasi Strategis yang Lebih Luas

Walaupun penyempurnaan teknologi sering kali dibingkai sebagai modernisasi rutin, dampaknya terhadap dinamika global tidak bisa dianggap sepele. Integrasi B61‑12 dengan F‑35A akan memberikan AS dan sekutunya kemampuan penangkal yang lebih presisi dan sulit dideteksi.

Bagi negara-negara NATO yang juga mengoperasikan F‑35A, hal ini membuka potensi penugasan bersama dalam skema nuclear sharing. Sementara itu, bagi pesaing geopolitik AS, uji coba ini tentu menjadi sinyal bahwa modernisasi nuklir barat terus bergerak maju.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post