Sebuah tragedi kembali terjadi di perairan Malaysia ketika sebuah kapal yang membawa ratusan migran dilaporkan karam saat mencoba menyeberang menuju wilayah Semenanjung. Insiden yang berlangsung pada malam hari itu menyisakan duka mendalam: satu orang ditemukan tewas, sementara ratusan lainnya masih dinyatakan hilang.
Kapal yang diyakini berangkat dari wilayah pesisir Indonesia itu disebut-sebut memuat jauh lebih banyak penumpang daripada kapasitas idealnya. Menurut sumber kepolisian maritim Malaysia, kapal tersebut diyakini karam akibat gelombang tinggi yang menghantam lambung kapal, ditambah kondisi cuaca yang memburuk dalam hitungan menit.
Tim penyelamat yang dikerahkan sejak dini hari menemukan satu jenazah yang terombang-ambing di laut, sementara beberapa serpihan kayu dan benda pribadi turut mengapung di sekitar lokasi. Hingga kini, operasi pencarian masih berlangsung, melibatkan kapal patroli, helikopter, dan relawan setempat yang mencoba menyisir bibir pantai.
Pihak berwenang memperkirakan jumlah korban hilang bisa mencapai ratusan orang, mengingat banyak migran yang tidak terdaftar dalam manifes maupun dokumen perjalanan. Hal ini membuat proses identifikasi korban menjadi jauh lebih sulit.
Di sisi lain, insiden ini kembali membuka luka lama tentang perjalanan berbahaya yang harus ditempuh para migran demi mencari penghidupan yang lebih baik. Jalur laut antara Indonesia dan Malaysia dikenal sebagai salah satu rute paling padat namun juga paling berisiko. Banyak di antara mereka rela mempertaruhkan nyawa demi mengejar pekerjaan, meski harus menumpang kapal kayu yang tidak layak dan dioperasikan jaringan penyelundup.
