Sebuah tonggak penting dalam dinamika persenjataan global tampaknya telah diraih oleh pihak Republik Rakyat Cina: tim peneliti dari National University of Defence Technology (NUDT) berhasil mempublikasikan gambar dan makalah awal dari sebuah prototipe rudal jelajah hipersonik dengan kemampuan “morphing” — mampu mengubah bentuk aerodinamisnya saat terbang pada kecepatan melebihi Mach 5.
Apa Itu “Morphing” dalam Konteks Hipersonik?
Rudal biasa memiliki bentuk tetap: sayap, stabiliser, badan tetap. Namun prototipe ini memperkenalkan mekanisme sayap yang bisa ditarik atau diperpanjang sesuai fase penerbangan. Ketika sayap ditarik rapat, rudal mengurangi hambatan udara (drag) agar bisa melesat secepat mungkin. Ketika sayap diperluas, ia mendapatkan daya angkat (lift) dan manuverabilitas lebih baik.
Hal yang membuatnya unik: bukan hanya sayap “on/off”, melainkan “deployment” yang bisa disesuaikan secara real-time berdasarkan kondisi penerbangan — ini disebut sebagai “real-time adaptive geometry”.
Mengapa Ini Menjadi Tantangan Besar Untuk Pertahanan?
- Kecepatan ekstrem: Dengan kecepatan lebih dari Mach 5, senjata ini sudah berada di wilayah hipersonik — aturan fisika pun berubah dalam menghadapi aliran udara, panas, dan tekanan. Defence Security Asia+1
- Bentuk yang berubah-ubah: Karena bentuk aerodinamisnya dapat diubah saat terbang, prediksi lintasan, pola aerodinamis, dan karakteristik radar menjadi jauh lebih sulit bagi sistem pertahanan.
- Manuver akhir yang sulit diterka: Ketika sayap diperluas di fase terminal (mendekati target), rudal bisa melakukan lompatan ketinggian atau perubahan arah tajam — ini mengejutkan integrasi radar/interceptor yang didesain untuk pola penerbangan “konvensional”. Defence Security Asia+1
Apa yang Kita Ketahui dari Publikasi NUDT?
– Makalah dipublikasikan di jurnal ilmiah Aeronautika Cina: Acta Aeronautica et Astronautica Sinica, tanggal 20 Oktober 2025, yang menunjukkan bahwa penelitian ini sudah mencapai tahap bukan sekadar ide tapi prototipe yang diuji. South China Morning Post
– Uji hardware-in-the-loop (HIL) telah dilakukan, yang artinya sebagian komponen nyata berinteraksi dengan simulasi digital — bukan hanya simulasi murni. South China Morning Post
– Untuk menghadapi suhu dan gaya ekstrem saat Mach 5 ke atas, tim menggunakan material komposit karbon-karbon, keramik ultra-kuat, dan aktuator elektromekanis canggih. Defence Security Asia
Implikasi Strategisnya
– Bagi kawasan Asia-Pasifik khususnya, kemunculan senjata seperti ini berarti bahwa zona akses dan penyangga pertahanan (A2/AD: anti-access/area denial) bisa diperluas dengan kinerja yang lebih agresif. Defence Security Asia+1
– Sistem pertahanan udara dan rudal yang dirancang untuk target dengan lintasan tetap atau kecepatan sub/sekitar supersonik akan dipaksa untuk berevolusi.
– Dari sudut pandang militer, waktu reaksi akan semakin menyempit — dengan kecepatan hipersonik dan manuver tak terduga, interceptor mungkin harus berebut deteksi, petakan lintasan, dan meluncur — semuanya dalam waktu sangat singkat.
Tapi, Harus Diingat — Ini Masih Tahap Awal
Walaupun kemajuan terlihat mengesankan, ada catatan penting:
– Publikasi menyebutkan “uji ground / HIL” — masih belum dikonfirmasi secara terbuka bahwa rudal ini telah terbang operasional atau mass-produksi. South China Morning Post+1
– Tantangan teknis besar masih harus dihadapi: seperti kontrol aerodinamis dalam plasma hipersonik, sistem pendingin material, komunikasi dan navigasi dalam kondisi ionisasi berat, serta keandalan aktuator yang tahan gaya G besar dan suhu ekstrem. Defence Security Asia
– Dari sisi doktrin pertahanan, masih harus dilihat bagaimana sistem ini akan disebarkan secara nyata: pengoperasian, logistik, peluncuran, dan integrasi ke dalam strategi keseluruhan.