SR Uncategorized Demi Interoperabilitas dengan Australia, Selandia Baru Dikabarkan Minat pada Fregat Mogami-Class

Demi Interoperabilitas dengan Australia, Selandia Baru Dikabarkan Minat pada Fregat Mogami-Class

Demi Interoperabilitas dengan Australia, Selandia Baru Dikabarkan Minat pada Fregat Mogami-Class post thumbnail image

Selandia Baru kini tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi fregat kelas Mogami buatan Jepang sebagai bagian dari rencana pembaruan armada lautnya. Keputusan ini muncul setelah Australia memilih varian yang sama untuk menggantikan kapal fregat kelas ANZAC mereka. Langkah ini menunjukkan upaya kedua negara untuk meningkatkan interoperabilitas dan kerjasama pertahanan di kawasan Pasifik.

Latar Belakang Kerjasama Australia dan Jepang

Pada Agustus 2025, Australia mengumumkan pemilihan fregat kelas Mogami sebagai bagian dari program SEA 5000 untuk menggantikan armada fregat kelas ANZAC yang telah beroperasi sejak tahun 1990-an. Program ini mencakup pengadaan 11 unit fregat, dengan tiga unit pertama dibangun di Jepang dan sisanya di Australia. Fregat ini dilengkapi dengan kemampuan tempur canggih, termasuk sistem peluncuran vertikal untuk rudal jarak jauh, serta desain stealth yang modern.

Minat Selandia Baru terhadap Fregat Mogami-Class

Pada 20 Oktober 2025, Kepala Angkatan Laut Selandia Baru, Laksamana Muda Garin Golding, melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani, di Tokyo. Dalam pertemuan tersebut, dibahas mengenai kemungkinan akuisisi fregat kelas Mogami yang telah diperbarui oleh Jepang. Fregat ini dianggap sebagai kandidat utama untuk menggantikan dua kapal fregat kelas ANZAC milik Selandia Baru yang dijadwalkan pensiun pada pertengahan 2030-an. Meskipun belum ada kontrak resmi, pertemuan ini menunjukkan adanya minat serius dari Selandia Baru terhadap fregat tersebut. Army Recognition

Manfaat Interoperabilitas dan Kerjasama Regional

Dengan mengadopsi fregat kelas Mogami, Selandia Baru dapat meningkatkan interoperabilitas dengan Australia dan Jepang dalam operasi maritim bersama. Hal ini penting mengingat ketiga negara merupakan mitra strategis dalam kerjasama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, kesamaan platform memungkinkan efisiensi dalam pelatihan, pemeliharaan, dan logistik, serta memperkuat solidaritas dalam menghadapi tantangan keamanan regional.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post