KRI Belati-622, kapal cepat rudal (KCR) milik TNI Angkatan Laut, baru-baru ini menyelesaikan pemasangan sistem kendali tempur terbaru: Combat Management System (CMS) Advent dan FleetStar dari Havelsan. Langkah ini menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan tempur kapal, sekaligus memperkuat kecerdasan dan koordinasi dalam operasi laut.
Modernisasi Kecerdasan Tempur
CMS Advent berperan sebagai otak utama sistem senjata kapal. Dengan sistem ini, KRI Belati-622 mampu mengintegrasikan radar, sensor, dan persenjataan menjadi satu jaringan kendali yang terpusat. Hasilnya, data dari berbagai sensor dapat diproses secara real-time untuk mendukung keputusan komandan kapal, mulai dari identifikasi target, penentuan prioritas, hingga koordinasi penembakan. Sistem ini meminimalkan kemungkinan kesalahan manusia dan meningkatkan efisiensi dalam situasi tempur yang cepat dan dinamis.
Sementara itu, FleetStar Havelsan berfungsi sebagai sistem pengawasan dan manajemen operasi. Sistem ini memungkinkan kapal untuk memantau posisi kapal lain dalam armada, memprediksi pergerakan musuh, dan berbagi informasi secara langsung dengan pusat komando. Dengan integrasi FleetStar, TNI AL mampu menjalankan operasi berskala armada dengan koordinasi yang lebih baik dan respons yang lebih cepat terhadap ancaman.
Dampak terhadap KCR TNI AL
Pemasangan CMS Advent dan FleetStar tidak hanya meningkatkan kemampuan tempur KRI Belati-622, tetapi juga memberi efek positif pada seluruh armada KCR TNI AL. Kapal cepat rudal kini bisa melakukan serangan terkoordinasi, pertahanan area yang lebih efektif, serta operasi pengintaian yang lebih akurat. Dengan kemampuan ini, KRI Belati-622 mampu berfungsi lebih optimal dalam misi patroli, pertahanan wilayah laut, maupun operasi anti-pembajakan dan kontra-pemberontakan di perairan strategis Indonesia.
Integrasi Teknologi Modern
Selain kemampuan tempur, integrasi sistem CMS dan FleetStar juga memungkinkan pemeliharaan lebih mudah dan pembaruan perangkat lunak yang cepat. Sistem ini dirancang modular sehingga upgrade di masa depan dapat dilakukan tanpa harus mengganti seluruh perangkat. Hal ini sejalan dengan strategi TNI AL untuk mengadopsi teknologi yang fleksib