Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan persetujuan pembangunan fasilitas pelatihan militer untuk Angkatan Udara Qatar di Pangkalan Udara Mountain Home, Idaho. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mempererat aliansi pertahanan antara kedua negara, yang telah terjalin sejak lama.
Latar Belakang Kerja Sama
Qatar telah menjadi mitra strategis AS di kawasan Teluk Persia, dengan Pangkalan Udara Al Udeid di Doha sebagai pusat komando utama bagi operasi militer AS di Timur Tengah. Selain itu, Qatar juga telah berinvestasi signifikan dalam pertahanan AS, termasuk menyumbangkan pesawat Boeing 747 untuk digunakan sebagai Air Force One.
Rencana Pembangunan Fasilitas di Idaho
Fasilitas baru ini akan menampung 12 jet tempur F-15QA milik Qatar dan sekitar 300 personel, yang akan dilatih bersama pasukan AS di bawah pengawasan Angkatan Udara AS. Proyek ini sepenuhnya dibiayai oleh Qatar dan direncanakan berlangsung selama 10 tahun, dengan kemungkinan perpanjangan.
Reaksi dan Kontroversi
Meskipun langkah ini dianggap sebagai bentuk kerja sama strategis, beberapa pihak mengungkapkan keprihatinan. Aktivis konservatif Laura Loomer, misalnya, menuduh Pentagon memberikan kontrol atas pangkalan militer AS kepada negara asing, meskipun Departemen Pertahanan menegaskan bahwa fasilitas tersebut tetap berada di bawah yurisdiksi AS.
Implikasi Strategis
Pembangunan fasilitas pelatihan ini mencerminkan kedalaman hubungan pertahanan antara AS dan Qatar. Namun, langkah ini juga menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kebijakan luar negeri AS dan persepsi publik terhadap kehadiran militer asing di wilayah domestik.
Ke depan, penting untuk memantau implementasi proyek ini dan dampaknya terhadap hubungan internasional serta stabilitas regional.