Foto terbaru dari fasilitas TAI yang bocor ke publik menaruh perhatian baru pada program KAAN: versi prototipe kedua (P1) tampak lebih ringkas dibandingkan prototipe awal. Perubahan ukurannya bukan sekadar estetika — ini bagian dari penyesuaian desain yang disengaja, hasil pembelajaran teknis dari uji terbang awal dan pertimbangan operasional yang matang. Berikut penjelasan mengapa KAAN “mengecil”, dan apa artinya bagi kemampuan stealth, kemampuan tempur, dan masa depan program ini. TURDEF+1
1. Bukti visual: P1 memang berbeda
Gambar yang dibagikan selama kunjungan TSKGV ke hangar TAI memperlihatkan rangka P1 yang hampir selesai—dan perbandingan kasat mata dengan P0 menunjukkan pengurangan dimensi pada panjang fuselage dan sedikit penyesuaian pada lebar sayap. Media‑media penerbangan internasional juga melaporkan prototipe kedua sedang memasuki fase produksi/assembly, yang menegaskan perubahan desain ini bukan rumor tapi keputusan program. TURDEF+1
2. Dari data uji terbang ke revisi struktural — proses normal untuk pesawat generasi baru
Pekerjaan rekayasa modern tidak berhenti pada gambar konsep: uji terbang awal P0 memberi tim data nyata tentang aerodinamika, distribusi massa, pendinginan mesin, dan karakteristik tanda radar (RCS). Produsen lalu menyesuaikan geometri, intake mesin, dan distribusi beban untuk mencapai keseimbangan antara performa, ketahanan struktural, dan profil stealth. Dengan kata lain, “mengecilkan” sebagian bodi sering kali merupakan jawaban atas data performa nyata, bukan sekadar preferensi desain. Aviation Week+1
3. Intake dan bentuk mesin: kunci RCS dan signature termal
Salah satu perubahan teknis yang dilaporkan adalah revisi pada air intakes (saluran masuk udara) dan konfigurasi mesin — langkah krusial untuk mengurangi pantulan radar dari bilah turbin yang menjadi salah satu penyebab RCS besar. Menata ulang intake dan menyesuaikan dimensi fuselage membantu menyembunyikan bagian‑bagian reflektif dari sensor musuh tanpa harus menambah lapisan materi khusus yang berat. Selain itu, penyesuaian ukuran juga berkaitan dengan manajemen aliran udara dan tanda inframerah (IR) mesin, dua aspek yang berdampak langsung pada kemampuan “tersembunyi” pesawat. European Security & Defence+1
4. Mesin lokal vs. mesin awal — faktor ukuran dan integrasi
KAAN menjalani uji terbang awal dengan mesin General Electric F110, namun Ankara menegaskan rencana penggantian sebagian tahap ke mesin buatan lokal pada iterasi berikutnya. Peralihan ke mesin domestik (yang mungkin berbeda dimensi, keluaran tenaga, dan karakter pendinginan) memaksa rekayasa ulang area belakang fuselage dan ruang mesin — dan itu dapat menjelaskan sebagian penyusutan dimensi prototipe kedua. Penyesuaian tersebut juga berkaitan dengan upaya mengurangi jejak panas (IR signature) dan memaksimalkan efisiensi bahan bakar untuk jangkauan yang diinginkan. Breaking Defense+1
5. Internal weapon bays dan kompromi muatan vs. stealth
Salah satu ciri desain stealth modern adalah penyimpanan senjata di rongga internal untuk mempertahankan profil RCS rendah. Namun rongga internal memakan ruang dan menambah berat jika harus diperbesar. Mengubah dimensi pesawat bisa jadi upaya menyeimbangkan antara kapasitas muatan internal, ukuran fisik pesawat, dan kebutuhan aerodinamis—sehingga desain akhir memungkinkan penggunaan weapon bay yang cukup tanpa merusak kinerja stealth. Beberapa laporan menyebut KAAN tetap mempertahankan konsep weapon bay, tetapi ukuran dan tata letaknya kemungkinan disesuaikan pada prototipe lanjut. Quwa+1
6. Manufaktur, biaya, dan tujuan ekspor
Desain yang lebih kompak sering kali lebih mudah dan lebih murah diproduksi massal — faktor penting ketika sebuah negara berniat mengkomersialkan pesawatnya. Dengan mengurangi kompleksitas struktural dan menstandarkan beberapa komponen, TAI bisa menurunkan biaya per unit dan mempercepat waktu produksi tanpa mengorbankan fitur utama. Mengingat Turki membidik pasar luar negeri selain kebutuhan domestik, efisiensi manufaktur dan fleksibilitas konfigurasi menjadi pertimbangan nyata dalam revisi desain. European Security & Defence+1
7. Dampak pada kapabilitas: lebih kecil belum tentu lemah
Perubahan dimensi tidak otomatis membuat pesawat “kurang” dalam pertempuran. Bila langkah‑langkah pengecilan diiringi optimalisasi intake, perbaikan integrasi avionik, dan pengurangan RCS, hasilnya malah bisa meningkatkan survivabilitas di medan tempur modern yang sarat sensor. KAAN tampaknya melakukan trade‑off cerdas: mengurangi aspek yang merugikan stealth sambil mempertahankan — atau memodulasi — kapasitas senjata dan avionik melalui desain internal yang lebih efisien. European Security & Defence+1
8. Jadwal dan langkah ke depan
Laporan industri menyebut prototipe kedua telah memasuki fase perakitan dan diproyeksikan mengikuti uji terbang dalam siklus prototipe selanjutnya (uji senjata dan integrasi sistem diperkirakan pada fase tahun depan). Sementara itu, TAI terus menguji sub‑sistem dan menyiapkan beberapa prototipe tambahan yang masing‑masing akan menampung perbaikan berdasarkan temuan uji terbang. Artinya kita bisa mengharapkan iterasi desain lebih lanjut sebelum versi produksi final diserahkan ke Angkatan Udara Turki atau mitra ekspor. The Aviationist+1
Penutup — evolusi desain, bukan kegagalan
Perubahan ukuran pada prototipe kedua KAAN adalah contoh khas bagaimana program pesawat canggih berevolusi: bukan bukti kegagalan, melainkan tanda bahwa data nyata dipakai untuk menyempurnakan desain. Dengan menyeimbangkan aspek stealth, performa mesin (termasuk transisi ke mesin lokal), kapasitas senjata, dan pertimbangan manufaktur, KAAN bergerak dari demonstrator menuju mesin tempur yang layak produksi — langkah bertahap yang normal pada proyek jet generasi‑baru.