Brussels – Sejumlah bandara utama di Eropa dilaporkan mengalami gangguan besar akibat serangan siber berskala masif pada Sabtu (21/9). Insiden ini memaksa maskapai membatalkan ratusan penerbangan, sementara ribuan penumpang terpaksa menunggu berjam-jam tanpa kepastian di terminal.
Menurut laporan otoritas penerbangan, sistem check-in dan pengendali bagasi di beberapa bandara besar, termasuk Frankfurt, Amsterdam Schiphol, dan Brussels Airport, menjadi target serangan. Layar informasi keberangkatan padam, sistem tiket tidak dapat diakses, hingga antrean panjang mengular di konter layanan manual.
Penumpang Mengalami Kekacauan
Di Bandara Schiphol, Belanda, suasana kacau terlihat sejak pagi. Ratusan penumpang yang hendak terbang ke Amerika dan Asia terpaksa duduk di lantai terminal karena tidak ada kepastian jadwal keberangkatan.
“Semua sistem mati. Kami bahkan tidak tahu apakah koper kami akan ikut pesawat atau hilang,” kata seorang penumpang asal Prancis kepada media lokal.
Maskapai Lufthansa dan KLM mengonfirmasi adanya pembatalan puluhan penerbangan, sementara British Airways melaporkan sejumlah penerbangan mereka mengalami keterlambatan lebih dari lima jam.
Dugaan Motif dan Investigasi
Belum ada pihak yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, sejumlah pakar keamanan siber menduga aksi tersebut dilakukan oleh kelompok peretas terorganisir yang menargetkan infrastruktur vital Eropa.
“Kita melihat pola serangan ransomware yang mengunci sistem operasional bandara. Serangan semacam ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tapi juga bisa mengganggu stabilitas keamanan regional,” ujar analis keamanan siber dari Jerman, Klaus Neumann.
Europol menyatakan tengah melakukan investigasi bersama otoritas keamanan nasional tiap negara yang terdampak.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Selain mengacaukan jadwal penerbangan, serangan ini juga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memperkirakan, hanya dalam satu hari, maskapai dan bandara bisa merugi hingga jutaan euro akibat pembatalan tiket, kompensasi, serta biaya operasional tambahan.
Bagi penumpang, kerugian tidak kalah besar. Banyak yang kehilangan koneksi penerbangan lanjutan, termasuk jamaah umrah dari Eropa yang gagal berangkat sesuai jadwal.
Upaya Pemulihan
Otoritas bandara berusaha memulihkan sistem dengan bantuan tim keamanan siber internasional. Beberapa bandara kecil mulai beroperasi secara manual, meski proses check-in dan boarding berjalan sangat lambat.
“Kami meminta kesabaran para penumpang. Prioritas kami adalah memulihkan sistem secepat mungkin dan memastikan keamanan data,” kata juru bicara Bandara Frankfurt.
Ancaman Baru di Dunia Penerbangan
Serangan ini menjadi peringatan keras tentang betapa rentannya dunia penerbangan terhadap kejahatan digital. Jika biasanya bandara lebih waspada pada ancaman fisik seperti teror bom, kini serangan siber terbukti mampu melumpuhkan seluruh rantai operasional hanya dalam hitungan jam.
