SR Uncategorized Hari Ini dalam Sejarah: Penerbangan Perdana F-20 Tigershark dan Demonstrasi Udara di Jakarta

Hari Ini dalam Sejarah: Penerbangan Perdana F-20 Tigershark dan Demonstrasi Udara di Jakarta

Hari Ini dalam Sejarah: Penerbangan Perdana F-20 Tigershark dan Demonstrasi Udara di Jakarta post thumbnail image

Pada tanggal 30 Agustus 1982, dunia penerbangan militer menyaksikan lahirnya sebuah jet tempur yang menjanjikan namun sayangnya tidak pernah diproduksi secara massal: Northrop F-20 Tigershark. Pesawat ini merupakan hasil pengembangan dari F-5E Tiger II dan dirancang untuk menawarkan kemampuan tempur setara dengan F-16 Fighting Falcon, namun dengan biaya yang lebih rendah. Penerbangan perdana F-20 Tigershark dilakukan oleh pilot uji Northrop, Russ Scott, di Edwards Air Force Base, California. Selama penerbangan yang berlangsung 40 menit, pesawat ini mencapai ketinggian 40.000 kaki dan kecepatan Mach 1.04 .Pinterest+2Wikipedia+2CHUCKYEAGER.ORG+3rangersidewinder.fandom.com+3This Day in Aviation+3This Day in Aviation+1

F-20 Tigershark dirancang sebagai pesawat tempur ringan dengan mesin General Electric F404-GE-100 yang mampu menghasilkan daya dorong sebesar 17.000 pon. Pesawat ini memiliki kemampuan manuver yang luar biasa, termasuk kemampuan untuk terbang pada kecepatan rendah dengan sudut serang tinggi dan akselerasi dari Mach 0,9 ke Mach 1,2 dalam waktu 29 detik. Selain itu, F-20 juga dilengkapi dengan sistem avionik canggih dan kemampuan untuk membawa berbagai jenis persenjataan, termasuk rudal AIM-9 Sidewinder, AIM-7 Sparrow, dan bom Mk. 82 .CHUCKYEAGER.ORG+2Indomiliter.com+2Wikipedia

Meskipun memiliki spesifikasi yang mengesankan, F-20 Tigershark tidak pernah berhasil menarik minat pasar internasional. Salah satu alasan utama kegagalannya adalah kebijakan ekspor senjata Amerika Serikat yang membatasi penjualan pesawat tempur canggih ke negara-negara non-NATO. Selain itu, setelah F-16 Fighting Falcon diterima sebagai standar pesawat tempur ringan, minat terhadap F-20 semakin menurun. Akibatnya, produksi F-20 dihentikan pada tahun 1986 setelah hanya tiga prototipe yang dibangun .Indomiliter.comNational Security Journal+1

Namun, meskipun tidak pernah diproduksi secara massal, F-20 Tigershark sempat menarik perhatian dunia internasional melalui demonstrasi udara. Salah satu momen bersejarah terjadi pada tahun 1985, ketika F-20 melakukan demonstrasi udara di Jakarta, Indonesia. Demonstrasi ini merupakan bagian dari upaya Northrop Corporation untuk mempromosikan dan memasarkan pesawat ini kepada negara-negara potensial sebagai solusi untuk kebutuhan pertahanan udara mereka. Para pejabat Departemen Pertahanan dan Keamanan Indonesia yang menyaksikan manuver Tigershark merasa puas dengan kemampuan jet tempur single-engine tersebut. Meski Indonesia menyatakan tertarik pada F-20, namun, seperti halnya negara lain, Indonesia masih menunggu apakah F-20 nantinya akan diakuisisi oleh Angkatan Udara AS atau sebaliknya .Indomiliter.com+1

Meskipun perjalanan F-20 Tigershark berakhir dengan kegagalan komersial, pesawat ini tetap dikenang sebagai contoh inovasi dalam desain pesawat tempur ringan. Kecepatan, manuverabilitas, dan kemampuan tempurnya menunjukkan potensi besar yang sayangnya tidak dapat diwujudkan dalam produksi massal. Hari ini, F-20 Tigershark tetap menjadi bagian penting dalam sejarah penerbangan militer, mengingatkan kita pada apa yang mungkin telah terjadi jika kebijakan dan kondisi pasar pada saat itu berbeda.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post